MAKALAH
TEORI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DAN
INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR
PENGELOLAAN
KELAS
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Belajar
merupakan interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru, dan dengan
lingkungan. Sebagai seorang yang akan menjadi guru, perlu bagi kita untuk
mengetahui dan menguasai tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan
kelas, sebab ia akan menghadapi siswa dengan berbagai tingkah laku.
Keberhasilan
mengajar seseoarang tidak hanya ditentukan oleh hal-hal yang berhubungan
langsung dengan pelaksanaan kegiatan belajar-mangajar, tapi juga bagaimana
seorang guru mampu mencegah timbulnya tingkah laku-tingkah laku siswa yang
mengganggu jalannya kegiatan belajar-maengajar serta kondisi fisik tempat
belajar-mangajar dan kemampuan guru dalam mengelola kelas.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
kesempatan ini kami mencoba menerangkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan
kelas yang perlu di kuasai oleh calon guru dan tenaga pengajar lainnya. Masalah
kami batasi pada :
1.
Apa itu pengelolaan kelas dan
masalah-masalah apa saja yang terdapat didalamnya?
2.
Dalam mengelola kelas pendekatan-pendekatan
apa saja yang dapat dipakai?
3.
Apa saja teknik yang dapat digunakan
untuk mengelola kelas?
C.
Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini kami maksudkan untuk mengetahui :
1.
Pengertian pengelolaan kelas?
2.
Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan
kelas?
3.
Teknik-teknik pengelolaan kelas?
D.
Manfaat Penulisan
Semoga
dengan penulisan makalah ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, tentang pengelolaan kelas, yang merupakan
hal penting bagi seorang pengajar, baik guru, dosen, dan pengajar lainnya.
BAB
II
ISI
A. Pengertian
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan
berasal dari kata ‘management’(bahasa Inggris), yang di Indonesia menjadi
‘manajement’ berarti penyelenggaraan. Sehingga pengelolaan dapat diartikan,
sebagai kemampuan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan
kegiatan-kegiatan orang lain. Kelas mempuyai arti sebagai rumah guru dan murid
dengan kondisi fisik yang nyaman dan terdapat fasilitas-fasilitas yang
menunjang setiap kegiatan pembelajaran.
Pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
pembelajaran dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar sebagaimana yang diharapkan.
Defenisi
pengelolaan kelas menurut beberapa para ahli, antara lain:
1.
J.M.
Cooper (1977)
Pengelolaan kelas adalah seperangkat
kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas.
Pengertian ini memandang pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol
tingkah laku siswa.
2.
Oemar
Hamalik (1987 : 311)
Pengelolaan kelas adalah suatu kelompok
orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari
guru.
3.
Sudarwan
Danim
Pengelolaan atau manajement kelas adalah
seni atau praksis (praktik dan strategi) kerja yaitu guru bekerja secara
individu dengan cara memulai orang laian(semisal bekerja sejawat atau siswa
sendiri).
4.
Rasdi
Ekosiswoyo
Manajement kelas adalah tahap-tahap dan
prosedur untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan belajar dan
pembelajaran yang kondusif.
5.
J.J.
Hasibuan
Keterampilan mengelola kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan
cara mendisiplinkan atau melakukan kegiatan remedial.
Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan kelas merupakan
kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pembelajaran.
B.
Jenis-Jenis Masalah Pengelolaan Kelas
Masalah
pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi dua , yaitu :
1.
Masalah yang bersumber dari siswa, yakni
masalah individu, merupakan masalah yang sumbernya penyebabnya berasal dari
individu, dan masalah kelompok, merupakan masalah yang sumbernya
penyebabnya berasal dari kelompok.
2.
Masalah yang bersumber dari kondisi
tempat belajar-mengajar, seperti masalah kurang memadainya sarana dan prasarana
penunjang, tempat sekolah yang dekat dengan jalan raya, sehingga terdangar
bising suara kendaraan yang lewat, dan lainnya.
C.
Pendekatan-Pendekatan dalam Pengelolaan
Kelas
Pendekatan-pendekatan
yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas, antara lain :
a.
Pendekatan
modifikasi perilaku
Pendekatan
modifikasi perilaku bertolak dari psikologi behavior dengan anggapa dasar bahwa
tingkah laku manusia, yang baik maupun yang buruk merupakan hasil belajar.
Teknik-teknik
yang dapat diterapkan pada pendekatan ini, seperti :
1.
Penguatan negatif (negative
reinforcement)
a)
Pengertia penguatan negatif
Penguatan
negatif diartikan sebagai pengurangan atau penghilangan suatu stimulus yang
tidak menyengkan untuk mendorong
berulang kembali suatu tiangkah laku yang timbul sebagai akibat dari
pengulangan atau penghapusan tersebut.
b)
Kelemahan
penguatan negatif
Beberapa
kelemahan dari teknik penguatan negatif, adalah :
1)
Stimulus tidak menyenangkan yang
diciptakan guru menyebabkan hubungan siswa dengan guru terganggu.
2)
Karena stimulus tidak menyenangkan
dirasakan sebagai hukuman,berakibatnya siswa melakukan tindakan-tindakan
agresif maupun tindakan-tindakan menarik diri.
3)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan penguatan negatif, seperti :
o
Hindarikan pemberian stimulus yang
menyakitkan.
o
Berikan sasaran dengan jelas.
o
Pemberian penguatan dengan segera.
o
Menyajikan stimulus yang bervariasi.
o
Keantusiasan.
o
Dikombinasikan dengan teknik lain.
2.
Penghapusan
a.
Pengertian penghapusan
Penghapusan dapat diartikan sebagai
usaha mengubah tingkah laku siswa dengan cara menghentikan pemberian respons
terhadap suatu tingkah laku siswa yang semula dikuatkan dengan respons
tersebut.
b.
Kelemahan penghapusan
Beberapa
kelemahan yang ditimbulkan dari teknik penghapusan, adalah :
1).
Pada awal penerapannya, frekuensi dan intensitas tingkah laku yang akan dihapus
cenderung meningkat.
2).
Rasa kecewa karena tidak memperoleh penguatan yang diharapkan dapat menyebabkan
siswa melakukan tindakan-tindakan agresif dan menarik diri.
3).
Kesulitan menggunakan teknik penghapusan sebab sulit ditemukan penguatan yang
membentuk tingkah laku siswa yang menyimpang.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan penghapusan, yaitu :
1)
Dalam penggunaan teknik ini sebaiknya perlu dikombinasikan dengan teknik lain.
2)
Dibutuhkan waktu yang relatif lama dalam menghilangkan tingkah laku siswa yang
menyimpang bila menggunakan teknik penghapusan.
3)
Bila suatu penguatan telah ditetapkan untuk tidak diberikan kepada siswa, maka
sedapat-dapatnya penguatan tersebut benar-benar tidak diberikan.
3.
Hukuman
a)
Pengertian
hukuman
Hukuman
adalah menyajikan stimulus tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera
tingkah laku siswa yang tdak diharapkan. Hukuman hanya diperlukan dalam keadaan
terpaksa, atau dikatakan sebagai pintu darurat yang suatu saat mungkin
diperlukan.
b)
Bentuk-bentuk
hukuman
Bentuk-bentuk
hukumna lebih kurang dapat dikelompokkan empat, yaitu :
1)
Hukuman fisik, seperti : mecubit,
menampar, memukul dengan rotan, dan sebgainya.
2)
Hukuman dengan kata-kata atau kalimat,
seperti : omelan, ancaman, kritikan, sindiran, cemoohan, dan sebagainya.
3)
Hukuman denga stimulus fisik, seperti :
menuding, melototi, mencemberuti,
sebagainya.
4)
Hukuman dalam bentuk kegiatan tidak
menyenangkan, seperti : disuruh berdiri di depan kelas, dikeluarkan dari kelas,
didudukkan di depan disamping guru, dan sebagainya.
c)
Keunggulan dan kelemahan hukuman
Ø Keunggulan
Keunggulan
teknik ini adalah pemakaiannya dengan tepat akan dapat menghentikan dengan
segera tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan belajar-mengajar.
Ø Kelemahan
Kelemahan
teknik ini, antara lain :
o
Hubungan antara siswa dan guru
terganggu.
o
Siswa menarik diri dari kegiatan
belajar-mengajar.
o
Siswa melakukan tindakan- tindakan
agresif.
o
Siswa mengalami gangguan psikologis.
d)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan teknik hukuman, yaitu :
·
Sedapat mungkin aturan tentang hukuman
disepakati antara guru dan siswa.
·
Hukuman hendaknya diberikan segera
setelah pelanggaran terjadi.
·
Hukuman dikombinasikan dengan teknik
lain.
·
Setelah menghukum siswa, guru hendaknya
bersikap wajar seperti sebelum menghukum siswa.
b.
Pendekatan iklim sosial emosional
Pendekatan
iklim sosial emosional bertolak dari psikologi klinis dan konseling, dengan
anggapan dasar bahwa kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien
mempersyaratkan hubungan sosial emosional yang baik antara guru dengan siswa
dan siswa dengan siswa.
Sikap-sikap
yang perlu diterapkan padapendekatan ini, antara lain :
1)
Sikap
untuk siswa yang tidak mengalami gangguan psikologis
Sikap
terhadap siswa yang tidak mengalami gangguan atau sikap umum, adalah :
v Sikap
terbuka.
v Sikap
menerima dan menghargai siswa sebagai manusia.
v Sikap
empati.
v Sikap
memberikan situasi pelanggaran dan bukan pelaku pelanggaran.
v Sikap
demonstrasi.
2)
Sikap
untu siswa yang mengalami gangguan atau sikap khusus, adalah :
Sikap
terhadap siswa yang tidak mengalami gangguan atau sikap umum, adalah :
v Guru
perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat menampilkan sikap
positifnya, hal ini untuk siswa dengan tingkah laku menarik perhatian.
v Untuk
tingkah laku menguasai, perlu diberikan tugas-tugas yang bersifat memimpin atau
yang memerlukan keberanian.
v Untuk
tingkah laki membalas dendam, guru sebaiknya tidak menghiraukan dan tetap
dengan ekspresi yang wajar.
v Untuk
tingkah laku merasa mampu, sebaiknya guru tidak menyalahkan siswas secara
langsung bila siswa melakukan kesalahan.
c.
Pendekatan
proses kelompok
Pendekatan
proses kelompok bertolak dari psikologi sosial dan dinamika kelompok, dengan
anggapan dasar bahwa kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efesien
berlangsung dalam konteks kelompok, yaitu kelompok kelas. Pada pendekatan ini,
peran guru adalah untuk menciptakan kelompok kelas yang mempengaruhi ikatan ang
kuat serta dapat bekerja keras secara efektif dan efisien.
Unsur-unsur
yang penting untuk mengikat kerumunan siswa menjadi satu kelompok yang
mempunyai ikatan yang kuat adalah :
a.
Tujuan kelompok
b.
Aturan
c.
Pemimpin
Hal-hal
yang perlu dilakukan untuk menciptakan dan memelihara suasana kerja kelompok,
yaitu:
1.
Mendorong dan memerataka partisipasi
2.
Mengusahakan kompromi
3.
Mengurangi ketegangan
4.
Memperjelas komonikasi
5.
Mengatasi pertentangan antarpribadi atau
kelompok
6.
Menunjukka kahadiran
7.
Menerapkan sanksi
D.
Teknik
Pengelolaan Kelas
Teknik-teknik
pengelolaan kelas dapat digolongkan pada :
a.
Teknik preventif
Yang
termasuk pada teknik preventif adalah :
Sikap terbuka
Sikap menerima dan menghargai siswa
sebagai manusia.
Sikap empati
Sikap demonstrasi
Mengarahkan siswa pada tujuan kelompok
Menghasilkan aturan kelompok yang
disepakati bersama
Mengusahakan kompromi
Memperjelas komunikasi
Menunjukkan kehadiran
b.
Teknik kuratif
Yang
termasuk pada teknik kuratif, adalah :
Penguatan negatif
Penghapusan
Hukuman
Membicarakan situasi pelanggaran dan
bukan pelaku pelnggaran
Bersikap masa bodoh terhadap pelanggaran
siswa
Memberikan respons positif terhadap
tingkah laku positif siswa
Memberikan tugas yang bersifat memimpin
Memberikan tugas yang memerlukan
keberanian
Memberikan tugas yang menuntut kekuasaan
fisik
Tidak menyalahkan siswa secara langsung
Mendorong partisipasi
Memerataan partisipasi
Mengurangi ketegangan
Mengatasi pertentangan antarpribadi atau
antarkelompok.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan
kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
pembelajaran dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar sebagaimana yang diharapkan.
Pendekatan-pendekatan
pada pengelolaan kelas, antara lain :
a.
Pendekatan modifikasi perilaku
b.
Pendekatan iklim sosial emosional
c.
Pendekatan proses kelompok
Teknik-teknik
pada pengelolaan kelas, yaitu :
a.
Teknik preventif
b.
Teknik kuratif
B.
Saran
Semoga
setelah mengahui tentang pengertian pengelolaan kelas, pendekatan-pendekatan
untuk mengolahnya, teknik-teknik penunjungnya, pembaca dapat menerapkannya
dengan mengelola kelas dengan baik dan sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar