Analisis Novel Jendala-Jendela
oleh : Zulmaimi Eka Putri
Identitas Karya Sastra
-
Judul Karya : Jendala-Jendela
-
Pengarang : Fira Basuki
-
Penerbit :
PT Gramedia Widiasarana Indonesia
-
Tahun Terbit : 2012 (cetakan ke-11)
-
Kota Terbit : Jakarta
-
Jumlah BAB : II BAB
-
Jumlah Halaman : 152+viii halaman
Sinopsis
Cerita
ini mengisahkan tentang seorang wanita asal Indonesia yang pintar, sehingga
dijuluki si murid A dan B, ia June Larasati Subagio. June setelah tamat SMA ia
melanjutkan pendidikannya di Pittsburg State University dan Wichita State
University. Alasannya pindah dari Pittburg ke Wichita adalah untuk menghindari
kekasihnya kala itu, Aji Saka, mahasiswa yang juga berasal dari Indonesia.
Perlakuan Aji yang sering kasar padanya, membuat June mengambil ke putusan
meninggalkan Aji.
Perpindahannya
ke Wichita di bantu temannya, Lisa. Setelah urusannya selesai ia pun pindah ke
Wichita dan memberi tau Aji sehari sebelum kepindahannya. Aji yang sangat
menyayanginya itu merasa sedih, bahkan ia seperti orang gila karena sedih yang
ia rasakan. Untuk membantu memulihkan keadaan Aji, Mr. Stone meminta batuan
June. Akhirnya dengan rasa yang sayang yang ia miliki, June menemui Aji untuk
membantu memulihkan keadaan Aji. Alhasil hal tersebut berhasil memulihkan
keadaan Aji.
Melewati
hari-harinya di Wichita dengan penuh kegembiraan, sebab setelah putus dari Aji,
ia menjalin kasih dengan Jigme,
mahasiswa asal Tibet, yang di kenalkan Lisa padanya ketika pesta kampus Lisa. Jigme
banyak membantu June, terutama ketika June memiliki hutang hingga 20 ribu dolar
Amerika. Sebab June yang semakin pikirannya kacau semakin ia belanja.
Jigme
yang telah jatuh cinta pada pandangan pertama pada June, menikah dengan June
pada 5 September 1997. Pesta yang diselenggarakan di kediaman June dilakukan
secara adat Jawa, sesuai ketentuan dan cara Islam. Setelah menikah mereka
tinggal di Singapure, karna memang Jigme bekerja di negeri tersebut, sebagai
produser sebuah rumah produksi. Mereka menempati rumah susun yang bisa
dikatakan kecil. Sebab hanya itu yang dapat mereka tempati yang sesuai dengan
penghasilan Jigme, karna June belum bekerja.
Ketika
mencari daging untuk dimasak, June yang belum terlalu mengenal kota Singapure
bertemu dengan ibu Fatimah. Yang akhirnya menjadi tempat berbagi June. Dan
banyak member June nasehat.
Kehidupan
yang dilalui June dan Jigme berjalan baik. Hingga suatu ketika June dinyatakan
hamil. Namun June yang masih muda merasa belum siap untuk memiliki anak. Jigme
yang sebenarnya menyukai dan menyayangi anak-anak, dengan sikap kedewasaannya,
memaklumi hal yang dirasakan June. Akan tetapi disaat June sudah mulai memerima
keadaannya, ia malah mengalami hal lain. Ia keguguran. Ia sedih dan merasa
bersalah terhadap Jigme. Sehingga membuat hubungan mereka merenggang dan mereka
jarang berkomunikasi
June
yang telah mendapatkan pekerjaan di Internasional Voice yaitu radio SW, Short
Wave atau gelombang pendek yang memacarkan acaranya keseluruh belahan dunia,
mulai banyak menyibukkan dirinya pada pekerjaannya. Di radio, ia memdapatkan
teman baru, Miss Ann Ray, bosnya, Saskia, Purna, Ariel, dan Yudo ketua
seksinya. Karna June yang belum memiliki pengalaman waktu itu, ketika pelatihan
banyak mendapat pelajran dari rekan-rekannya yang memang sudah berpengalaman,
dan ia mulai akrab dengan Saskia.
Dengan
kesibukan yang dimiliki masing-masing, June dan Jigme sering tak berkomunikasi.
Jigme yang selalu pulang malam ketika June sudah tertidur, jarang memceritakan
kegiatan yang dilakukannya. June yang merasa kesepian mulai melakukan hubungan
gelap dengan sahabat suaminya, Dean.
Bermula dengan kejadian di Malaka, mereka mulai sering memcuri-curi
waktu untuk bersama. Hingga akhirnya June jatuh cinta pada Dean. Namun Dean
yang mengaku hatinya sudah beku, meninggalkan June begitu saja dan membuat
kehidupan June mulai memburuk. Pekerjaannya di kantor sering di tegur Miss Ray.
Ketika
June mulai menyadari kesalahan yang dilakukannya hanya merugikan dirinya sendiri,
June akhirnya meminta maaf pada suaminya, Jigme. Dan hubungan mereka mulai
membaik.
Suatu
ketika June merasakan gatal pada Vaginanya, dokter menyatakan ia terkena jamur.
Namun ia yakin bukan itu penyebabnya. Itu terjadi pasti karena hubungan
gelapnya dengan Dean. Hal tersebut mendorong keinginan June untuk menemui Dean
untuk memberi tahu sekaligus menanyakan dengan siapa saja Dean pernah melakukan
hal terlarang tersebut selain dengannya.
Setelah
menemui Dean dan hubungannya dengan Jigme membaik, June sekarang sering
bermimpi buruk. Ia menganggap itu semua karna kesalahan yang ia perbuat. Mimpi
yang ia alami ia ceritakan pada ibunya. Dan ibunya mengenaggap serius dan
memperingatkan June. Dan tepat, mimpi buruk yang ia alami menjadi kenyataan.
Ketika bangun pagi, June merasa ada benjolan sebesar telur puyuh di leher
kanannya. Entah dari mana asalnya, yang jelas leher dan kepala June mendadak
sakit.
Penyakit
yang ia rasakan, membuat mamanya memintanya pulang. Ia menuruti hal tersebut.
Selama dua minggu ia di rumah ibunya dan berobat pada dukun. Dukun yang
mengobati secara alternatif melalui doa dan pengobatan tradisional. Perlahan
keadaan June mulai membaik. Dan setelah benar-benar baik, baru June kembali ke
Singapure.
Untuk
melupakan semua kenangan buruk yang dialaminya, June dan Jigme memutuskan
pindah dari apartemen HBD milik pemerintah yang mereka tempati sekarang ke
apartemen pribadi yang berada pada kawasan Thomson. Dan memulai hubungan yang
lebih baik lagi.
Analisis
terhadap Karya Sastra
Unsur-Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
Novel
A. Unsur Instrinsik
Novel
Sebuah
karya dibangun dari berbagai unsur yang mendukungnya. Adapun unsur-unsur
instrinsik novel yaitu :
1.
Alur
Cerita
ini beralur maju.
§ Pengenalan
Kutipan
:
“Selamat
pagi Singapura!” teriakku sambil merentangkan kedua lengan dan menjulurkan
kepala keluar jendela. Fuih, segar juga udara pagi ini. (hal 1)
§ Peristiwa
Kutipan
:
Ø Bertemu
Jigme di kafe
Ah,
siapa sangka Jigme terkaget-kaget melihatku di kafetaria kampus Wichita State
University. (hal 7)
Ø Bertemu
ibu Fatimah
Ku
beranikan diri mendekati seorang ibu yang berkerudung. (hal 20) Aku tersenyum,
tidak menyangka pertanyaanku berbuntut panjang. (hal 21)
Ø June
mendapat pekerjaan.
Betapa
bahagia hatiku ketika Miss Ann Ray berkata, “Selamat menjadi keluarga
Internasional Voice”. (hal 51)
Ø June
hamil.
“Selamat,
anda hamil”.
Hamil?
Aku dan Jigme bengong. (hal 81)
Ø June
keguguran.
Kami
kehilangan calon buah hati, di kandunganku yang usia sekitar lima minggu. (hal
81)
Ø Pergi
ke Malaka.
Aku,
Dean, dan Bary pergi ke Malaka dengan mobil Dean. (hal 102)
Ø Melakukan
affair.
Sejak
kejadian di Malaka, aku dan Dean sering mencuri-curi waktu untuk bercumbu. (hal
104)
§ Konflik
Tahap konflik digambarkan pengarang
ketika terjadi hubunga gelap antara June dan Dean yang tidak diketahui Jigme.
Kutipan
:
Sementara
itu, Jigme mulai curiga, mengapa aku menolak bermesraan dengannya. (hal 104)
§ Peleraian
Tahap peleraian digambarkan pengarang
melalui pangakuan yang dilakukan June, tentang hubungan gelapnya bersama Dean.
“Aku
melakukan affair…”
Jigme
terdiam. Ia tidak bodoh, aku yakin ia tau apa yang terjadi. (hal 123)
Penyelesaian
Pada akhirnya, setelah June mengakui
perbuatkanya, hubungannya dengan Jigme membaik.
Kutipan :
Setiap
hari hubunganku dengan Jigme membaik, kami berusaha selalu berkomunikasi. (hal
125)
2.
Latar/Setting
Latar/setting
yang digunakan pengarang dalam cerita, antara lain :
a.
Latar tempat
Singapura
Kutipan
:
“Selamat
pagi Singapura! Teriakku sembil merentangkan kedua lengan dan menjulurkan
kelapa keluar jendela. (hal 1)
Inilah
jemuran ala Singapura, maklum tidak ada pekarangan. (hal 2)
Belum
lagi jika mereka tahu aku tinggal di apartemen HBD atau Housing Development
Board, alias rumah susun yang di bangun pemerintah Singapura. (hal 9)
Pittsburg
Kutipan
:
Aku
sendiri waktu itu tinggal di Pittsburg sebuah kota di Kansas yang tidak
tercantum dalam peta saking kecilnya. (hal 4)
Jakarta
Kutipan
:
Aku
bosan tinggal di kota metropolitan seperti Jakarta. (hal 4)
Aku
masih di rumah mama dan papa di Jakarta. (hal 139)
Rumah susun
Kutipan
:
Ah,
siapa sangka dirumah susun Singapure liftnya malah bau pesing. (hal 10).
Di daerah pertokoan
Kutipan
: Seperti sekarang, aku berada di daerah pertokoan yang terletak hanya tiga
pemberhentian bus dari tempat kami. (hal 20)
New York
Kutipan
:
Setiap
liburan kami mengunjungi kedua adiknya yang menempati rumah di New York. (hal
28)
Wichita
Kutipan
:
Sementara
itu, enam bulan di Wichita hidupku menjadi normal. (hal 35)
Internasional Vioce
Kutipan
:
Betapa
bahagia hatiku ketika Miss Ann Ray berkata, “Selamat menjadi keluarga
Internasional Voice”. (hal 51)
Di rumah sakit/ KK Hospital
Kutipan
:
Inilah
aku sekarang, di rumah sakit. (hal 82)
Aku
tidak suka tempat ini. Pertama, kenapa juga mereka member nama tempat ini
kandang kerbau atau KK Hospital. (hal 82)
Di dekat jendela
Kutipan
: Dari jendela aku lihat, di bawah sudah sepi. (hal 99)
Di kantor
Kutipan
:
Di
kantor, aku berusaha menjalankan tugas seperti biasanya. (hal 111)
Di bioskop
Kutipan
:
“Saya
bisa bertemu dengan manajer anda, Mister Dean Sahi,”tanyaku pada seorang
pegawai di bioskop. (hal 128)
b.
Latar waktu
Pagi hari
Kutipan : “Selamat pagi Singapura!” teriakku sambil
merentangkan kedua lengan dan menjulurkan kepala keluar jendela. Fuih, segar
juga udara pagi ini. (hal 1)
Malam hari
Kutipan
: Di suatu malam, aku menelponnya. (hal 35)
Setiap
malam aku tak bisa tidur. (hal 84)
Masa krisis moneter
Kutipan
: Di masa krisis moneter yang melanda, sebenarnya banyak pula pekerja yang kena
PHK. (hal 46)
Sewaktu SMA
Kutipan
: Teman-teman di SMA dulu memanggilnya Ditya. (hal 65)
1998
Kutipan
: Singapura, Mei 1998. (hal 87)
Jakarta,
November 1998. (hal138)
Masa krismon
Kutipan
: Jigme bilang, ia harus bekerja keras jika ingin survive di masa krismon ini.
(hal 99)
Kebun
Kutipan
: Seperti sekarang, mama kembali jalan ke kebun belakang untuk melihat kebun
sayur mini miliknya. (hal 141)
c.
Latar suasana
Romantis
Kutipan
: “Sayang, I love you soo much”, kata Jigme setiap pagi.
Gembira
Kutipan
: Betapa bahagia hatiku ketika Miss Ann Ray berkata, “Selamat menjadi keluarga
Internasional Voice”. (hal 51)
Ketakutan
Kutipan
: Aku gemetar. (hal 104)
Sakit hati
Kutipan
: Kali ini, seorang pria yang bukan pacarku dan bukan apa-apaku, menendagku
keluar. Sakit hati, sudah pasti. (hal 110)
3.
Tokoh dan Penokohan
a.
June Larasati Subagio, merupakan seorang
mahasiswi asal
Jakarta,
tokoh protagonis, yang menjadi tokoh utama sekaligus tokoh pencerita, memiliki
watak boros, pemaaf, peduli, dan ramah.
Kutipan
:
·
Mama benar, selalu benar. Mama bilang
aku boros, tidak memikirkan masa depan. (hal 26)
·
Aji meratap, mengikutiku pulang, dan
berdiri di depan pintu apartemenku seharian penuh. Hatiku luluh dan
memaafkannya. (hal 34)
·
Walau aku coba menghapuskan, ia tahu aku
peduli padanya. (hal 39)
·
Aku tidak bisa menjelaskannya, tapi kamu
tampak berbeda dari luar. Namun satu yang jelas, kamu tampak ramah. (hal 62)
b.
Jigme Tshering, merupakan seorang
mahasiswa asal Tibet, suami June, tokoh protagonis yang memiliki watak
penyayang, tidak peduli penampilan, rela berkorban, pekerja keras,
pengertian, perhatian, berhati mulia,
tidak suka menyalahkan orang lain, dan percaya karma.
Kutipan
:
·
“Sayang, I love you soo much” (hal 1)
·
Jigme tidak peduli penampilan. (hal 13)
·
Belum lagi di rela mengikuti agamaku.
(hal 17)
·
Terkadang aku merasa Jigme terlalu
bekerja keras tanpa bayaran yang berarti. (hal 42)
·
June, sayang, kamu sakit? (hal 41)
·
Ternyata aku salah, Jigme seorang pria
yang berhati mulia. (hal 124)
·
Dari pada meyalahkanku, ia selalu
meyalahkan dirinay terlebih dahulu. (hal 124)
·
Sebagai orang Tibet, ia percaya karma,
sebab dan akibat. (hal 124)
c.
Dean Sahi, merupakan seorang manejer
bioskop Bugis Junction, sahabat Jigme, tokoh protagonis, memiliki watak, gaya,
rapi, dan rupawan.
Kutipan
:
·
Dean, sahabat Jigme yang ku kenal sejak
kami di Amerika, sekarang tampil lebih gaya. (hal 13)
·
Seperti yang kusebutkan sebelumnya, Dean
selalu tampak rapi dan purawan. (hal 104)
d.
Aji Saka, merupakan kekasih June ketika
bersekolah di Pittburg, tokoh antagonis, yang memiliki watak berkepribadian
ganda, pencemburu, kasar, dan perhatian.
Kutipan
:
· Sayang,
Aji diluar tidak sama dengan Aji yang di dalam. (hal 29)
· Aji
ternyata mudah sekali berkata-kata kasar, dan bahkan melayangkan tangannya.
(hal 29)
· Pernah
suatu kali ketika kami bertikai, Aji mendorong tubuhku kuat-kuat. (hal 33)
· Aji
juga mudah cemburu. (hal 29)
· Aku
tidak pernah cerita soal dia kepada Aji yang pencemburu. (hal 68)
· Dengan
uang orang tuannya, memberiku hadiah mahal, termasuk jam tangan Gucci yang aku
idam-idamkan. (hal 28)
e.
Joe, merupakan tokoh protagonis, sahabat
Aji Saka, yang memiliki watak peduli dan perhatian.
Kutipan
:
·
Joe datang, aku sudah tidak bisa berkata
apa-apa. Joe kaget bukan kepalang , ia memelukku dan berusaha mengosok-gosokkan
tangannya kesekujur tubuhku. (hal 33)
·
Aku ingat Joe mengutuk Aji berkali-kali.
Walaupun mereka berteman, Joe tidak pernah suka melihat kelakuan Aji kepadaku.
(hal 33)
f.
Didit, merupakan kekasih June ketika
SMA, memiliki watak pendiam.
Kutipan
:
Didit
memang pediam, ai memang pintar, dan kutu buku, tapi ia tidak kaku. (hal 66)
g.
Mr. Stone, merupakan penasehat Aji Saka,
tokoh yang memiliki watak peduli.
Kutipan
:
Saya
ingin membantu dulu June, saya penasehatnya. Bukankah kamu juga peduli?
Tolonglah June. (hal 36)
h.
Saskia, merupakan rekan kerja June di
radio, tokoh yang berwatak sombong.
Kutipan
:
Belum
sih…tapi aku memiliki banyak teman dari Eropa. Para musisi yang kuwawancarai
juga banyak yang berasal dari Eropah dan aku sering menelpon mereka…(hal 54)
i.
Ariel Sahri, merupakan teman rekan kerja
June di radio, memiliki watak perhatian.
Kutipan
:
“June,
kamu kenapa lemas begitu?” tanya Ariel melongok ke arahku. (hal 58)
4.
Sudut Pandang
Sudut
pandang novel jendela-jendela ini adalah orang pertama pelaku utama. Karena
dalam cerita pengarang lebih banyak menggunakan kata aku untuk menyebutkan
tokoh utama, June.
5.
Gaya Bahasa
Majas-majas
yang terdapat pada novel jendela-jendela antara lain :
a.
Simile
·
Bangun pagi melihat Jigme yang selalu
tersenyum menaburkan kata-kata cinta, seperti member bensin pada motor tubuhku.
(hal 1-2)
·
Kemudian, sinar matanya yang sipit
seperti menembus mataku. (hal 8)
b.
Retoris
·
Mungkin nama Jigme Tshering yang
kedengarannya aneh? (hal 3)
c.
Hiperbola
·
Aku masih terdiam, berusaha meletakan
wajahnya di puzzle memoriku. (hal 7)
·
Mataku bergerak mengikuti arah jatuhnya.
(hal 9)
Unsur-Unsur Ekstrinsik
1.
Tema
Tema
novel jendela-jendela ini, kejujuran. Bersikap jujur, terbuka terhadap suami,
dan mengakui kesalahan-kesalahan yang pernah di lakukan.
2.
Nilai-Nilai
a.
Nilai keagamaan
Selalulah
beribadahlah kapada Allah SWT, baik dalam keadaan senang maupun susah.
b.
Nilai adat
Junjung
tinggilah adat yang telah di miliki. Dan ikuti atura yang berlaku pada suatu
penduduk. Jangan terlalu mengikuti perkembangan dunia yang akan merugikan
dirimu.
c.
Nilai kesopanan
Hargailah
orang yang lebih tua darimu, terutama orang tua. Patuhi perintahnya dan ingat
orang tua yang baik selalu memberikanmu arahan dan peringatan.
3.
Amanat
Pesan
yang di dapat dari novel jendela-jendela, antara lain :
Ø Jadilah
pribadi yang tegar.
Ø Dengarkanlah
nasehat orang tua.
Ø Jangan
pernah terjun ke jurang yang sama.
Ø Jadilah
istri yang jujur dan patuh terhadap suami.
Ø Berusahalah
mengakui kesalahan, kemudian meminta maaf.
Ø Jangan
lakukan hubungan gelap, apalagi dengan sahabat pasanganmu.
Ø Jangan
tinggalkan kewajibanmu, terutama sholat lima waktu, karna dengan sholat hatimu
akan tenteram dan damai.
Penilaian terhadap Karya Sastra
Novel
jendela-jendela ini merupakan novel yang menarik karena banyak membahas tentang
kehidupan sosial, dan bagaimana cara tokohnya menjalani kehidupannya yang jauh
dari orang tua. Novel ini gambaran tentang kehidupan modernisasi. Dimana banyak
pergaulan bebas yang banyak dilakukan kaum pelajar, untuk mendapatkan hal yang
ia inginkan. Seperti tokoh Dean yang menjalin hubungan gelap dengan istri sahabatnya,
karena ia merasa kesepian.
Novel ini kurang
cocok dibaca oleh anak usia di bawah 18 tahun. Karena selain bahasa yang di
gunakan adalah bahasa tingkat tinggi juga novel ini mengandung unsur
kedewasaan. Namun untuk orang dewasa novel ini dapat di jadikan pedoman untuk
menjalani kehidupan dengan tatap dan terus semangat, jangan mudah putus asa,
ambil hikmat dari apa yang dialami.
Tentang Pengarang
Fira Basuki
memiliki nama lengkap Dwifira Maharani Basuki, lahir di Surabaya, pada 7 Juni
1972. Merupakan alumnus Communication-Journalism & Public Relation.
Menempuh pendidikan di Pittburg State University dan Wichita State University.
Ia pernah bekerja di berbagi media massa baik dalam maupun luar negeri.
Fira mengaku
mulai menulis fiksi sejak masih duduk di bangku SD, gara-gara tidak bisa tidur
siang, sebab teman-teman dan saudara-saudaranya semua tidur siang. Ia tidak
pernah bisa tidur siang, jadi ia melalukan kegiatan menulis, dan ternyata ia
menemukan kesenanagan dan ketenteraman diri saat menulis, jadi ia berfikir, ia
memang hidup dan bernapas dengan menulis hingga detik ini.
(sumber :
www.rayakultura.net/naning-pranoto-bersama-fira-basuki-antara-pesona-dan-kretivitas-nevelis).
Karya-karyanya :
1.
Novel yang telah terbit antara lain :
trilogy (Jendela-Jendela, Pintu, dan Atap), Biru, Rujak.
2.
Kumpulan cerpen : Alamak!, Astral
Astria, Paris Pandora, Perempuan Hujan, Kapitan Pedang Panjang.
3.
Adaptasi film : Brownies, Cinta dalam
Sepotong Roti, serial : Panggil aku B!, Will U Marry Me!, Jadi Mami, Jangan
Mati, dan Cool Cucumber.
4.
Sebuah biografi yaitu Wimar Witoelar :
Hell Yeah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar