Selasa, 24 September 2013

Analisis Puisi " Api Suci"



Analisis Puisi " Api Suci"

Oleh : Zulmaimi Eka Putri



BAB I
PENDAHULUAN


A.                Latar Belakang
Karya yang besar adalah karya yang lahir dan mampu mengispirasi banyak orang. Kebesaran suatu karya akan semakin terlihat ketika karya tersebut dikritik oleh kritikus dan mendapat penilaian yang baik. Dalam menilai suatu karya banyak aspek yang perlu diperhatikan oleh kritkus diantaranya stuktur yang terdapat didalam dan diluar karya tersebut.
Banyak orang mampu memberikan penilaian terhadap suatu karya tetapi hanya sedikit yang mampu memberikan penilaian secara tertulis.
Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang sajak Api Suci karya Sutan Takdir Alisyahbana.

B.     Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada kesempatan ini, antara lain :
1.      Apa saja point analisis yang dapat dilakukan terhadap sajak Api Suci?
2.      Apa interpretasi terhadap sajak Api Suci?
3.      Apa apresiasi terhadap sajak Api Suci?

C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujunan penulisan kali ini adalah :
1.      Mengetahui point analisis yang dapat dilakukan terhadap sajak Api Suci.
2.      Mengetahui interpretasi terhadap sajak Api Suci.
3.      Mengetahui apresiasi terhadap sajak Api Suci.


BAB II
PEMBAHASAN



Api Suci

Selama nafas masih mengalun,
Selama jantung masih memukul,
Wahai api bakarlah jiwaku,
Biar mengaduh biar mengeluh.
Seperti baja merah membara
Dalam bakaran Nyala Raya,
Biar jiwa habis terlebur,
Dalam kobaran Nyala Raya.

Sesak mendesak rasa di kalbu,
Gelisah liar mata memandang,
Di mana duduk rasa dikejar.
Demikian rahmat tumpahkan selalu,
Nikmat rasa api menghangus,
Nyanyian semata bunyi jeritku.
Karya : Sutan Takdir Alisyahbana

Analisis, Interprestasi, dan Apresiasi Sajak ‘Api Suci’
I.                   Analisis
A.    Unsur-Unsur Sajak
1.      Lapis (Strata) Norma

o   Lapis bunyi
a.       Irama
Puisi ‘Api Suci’ tergolong pada sajak yang berirama metrum, karena pergantian bunyi sajak tetap menurut pola tertentu dan jumlah suku katanya tetap, yaitu sebelas suku kata.
b.      Aliterasi
Aliterasi yang terdapat pada sajak ‘Api Suci’, antara lain :
*     Biar - biar
*     Mengaduh – mengeluh
*     Merah – membara
*     Sesak – mendesak
*     Demikian – tumpahkan
c.       Asonansi
Asonansi yang terdapat pada sajak ‘Api Suci’, antara lain :
*     Biar – biar
*     Mengaduh – mengeluh
*     Biar – jiwa
o   Lapis arti/makna
Pada bait pertama, aku lirik ingin ketika masih ada kesempatan ia akan menyalakan semangatnya untuk memcapai keinginannya.
Bait kedua, ketika semangat aku lirik telah ada, kemudian lahirlah dorongan untuk mewujudkan harapannya.
o   Lapis dunia
Dipandang dari sudut pandang tertentu, sepertinya aku lirik, ingin selalu bersemangat, meskipun jiwanya telah habis terlebur, ia tetap ingin mengobarkan semangatnya.
Ketika semangat aku lirik telah seperti baja merah membara, ia gelisah sebab matanya liar memandang. Namun begitu, dinamakan ia berbeda selalu diberikan rahmat.

o   Lapis metafisis
Dalam sajak ‘Api Suci’, lapis metafisisnya, semangat yang selalu ada selama nafas masih mengalun dan jantung masing memukul. Dan ia yakin dimanapun dimuka bumi ini, ia pasti diberi rahmat oleh yang maha kuasa.

B.     Bahasa dalam Sajak
1.      Sajak  ‘Api Suci’ mengandung bunyi efoni, karena bunyi-bunyi sajak memberikan kesan semangat aku lirik, walaupun pada akhir baris aku lirik terkesan sedih, tapi saya menggolongkan bunyi sajak tersebut pada efoni.
2.      Kosa kata
Kata-kata yang digunakan penyair dalam sajak ‘Api Suci’ ini adalah kata yang mengandung banyak makna.
3.      Diksi
Sutan Takdir Alisyahbana sangat kritis dalam memilih kata-kata, sehingga bunyi yang dihasilkan adalah rangkaian bunyi yang bermakna mendalam.
4.      Epifora
Epifora pada sajak ‘Api Suci’, antara lain :
·         Bait pertama
-          Kata ‘selamat’ dan ‘masih’, pada baris pertama.
-          Kata ‘biar’, ‘mengaduh’, dan ‘mengeluh’, pada baris ke-4.
-          Kata ‘dalam’, ‘bakaran’, ‘kobaran’ dan ‘nyala raya’, pada baris ke-8.
·         Bait kedua
-          Kata ‘sesak’ dan ‘mendesak’, pada baris pertama.
5.      Onomatope
Pada sajak ‘Api Suci’ tidak terdapat tiruan bunyi.

C.     Kata Kiasan
Kata kiasan yang terdapat pada sajak ‘Api Suci’, antara lain :
1.      Hiperbola :
§  Biar jiwaku habis terlebur,
§  Gelisah liar mata memandang,
§  Nikmat rasa api menghangus,
2.      Metafora :
§  Demikian rahmat tumpahkan selalu,
3.      Repetisi :
§  Selama napas masih mengalun,
Selama jantung masih memukul,
§  Dalam bakaran api Nyala Raya,
Dalam kobaran Nyala Raya,
§  Sesak mendesak rasa  di kalbu,
Di mana duduk rasa dikejar,
4.      Perbandingan :
§  Seperti baja merah membara,

D.    Citraan (Pengimajian)
Citraan yang terdapat pada sajak ‘Api Suci’, antara lain :
1.      Citraan penglihatan
*     Seperti baja merah membara
*     Gelisah liar mata memandang
*     Dimana duduk rasa dikejar
2.      Citraan dengaran
*     Nyanyian semata bunyi jeritku
3.      Citraan rabaan
*     Nikmat rasa api menghangus


E.     Aspek Tata Bahasa dalam Sajak
Penyimpangan tata bahasa tata bahasa yang terjadi pada sajak ‘Api Suci’, adalah  Penyimpangan stuktur sintaksis, yaitu :
Ø  Dimana duduk rasa dikejar > seharusnya : duduk dimanapun rasa dikejar.
Ø  Demikian rahmat tumpahkan selalu > seharusnya : demikian rahmat selalu ditumpahkan.

F.      Tipografi
a.       Tipografi
Tipografi sajak ‘Api Suci’ sukup sederhana, dengan penulisannya rata tengah. Sajak ini terdiri atas dua bait, dengan jumlah baris adalah 14, dengan masing-masing terdiri atas empat kata dengan 11 suku kata.
Pada awal baris/kalimat, kata ditulis dengan hurut kapital, dan diakhiri tanda koma dan khusus baris terakhir  pada bait diakhiri denga tanda titik.
b.      Enjambemen
Pada sajak ‘Api Suci’ ini, tidak ditemukan enjambemen (pemutusan kata)
c.       Unsur mom bahasa lain
Unsure non bahsa yang ditemukan pada sajak ‘Api Suci’, yaitu tanda  baca koma (,) dan titik (.).

G.    Makna Sajak
-          Tokoh
Tokoh yang ada pada sajak ‘Api Suci’ adalah aku lirik.
-          Stuktur penceritaan
Stuktur penceritaan sajak ‘Api Suci’ adalah monolog, Karen tidak terlihat kepada siapa lirik sajak ditujukan.

-          Suasana
Suasana pada sajak ‘Api Suci’ adalah optimis, karena aku lirik yakin akan sikapnya yang tetap semangat, maka ia akan selalu mendapat rahmat dari sang pencipta.
-          Latar belakang
Latar balakang sajak ‘Api Suci’ adalah semangat yang tak pernah padam pada diri seseorang akan mampu membawanya menghadapi masalah kehidupan, walau apapun yang terjadi.
-          Latar tempat dan waktu pada sajak ‘Api Suci’ tidak terlihat.


II.                Interpretasi
Sajak ‘Api Suci’ karya Sutan Takdir Alisyahbana ini mengandung banyak makna yang mendalam yang dikiaskan dalam bahasa yang indah.

III.             Apresiasi
Apresiasi terhadap sajak ‘Api Suci’ yaitu sajak ini mengajarkan pada pembaca untuk tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan yang banyak tantangan dam rintangan.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Semangat juang yang tinggi terhadap kehidupan adalah hal terpenting untuk menumpuh dan menjalani kehidupan dan nilai kehidupan tertinggi adalah ketika seseorang mampu menghadapi dan melewati rintangan kehidupan.

B.     Saran
Hadapilah kehidupan ini dengan sebaik mungkin dan tetaplah semangat dalam menjalaninya apapun yang terjadi, serta yakinlah Allah SWT selalu bersamamu dan menyertai langkahmu.

2 komentar:

  1. permisi.. kalau boleh tau selain di blogspot analisis sajak ini juga dipost dimana ya?

    BalasHapus
  2. Bagaimana cara menentukan makna puisi?

    BalasHapus